HOAMM
Thursday 12 March 2015
Sunday 28 April 2013
4.3. DORONGAN TERHADAP KONVERGENSI AKUNTANSI
4.3. DORONGAN TERHADAP KONVERGENSI AKUNTANSI
Pada awalnya, dilaksanakannya konvergensi akuntansi dipelopori oleh badan-badan politik dan organisasi-organisasi akuntansi professional. Dorongan konvergensi berasal dari penyusun dan kelompok-kelompok pengguna laporan keuangan.
Perbedaan dalam laporan keuangan juga mempengaruhi upaya perusahaan multinasional dalam mengalirkan investasinya dan ini mengarahkan para penyusun laporan keuangan untuk mendukung upaya konvergensi. Perusahaan multinasional juga memperoleh benefit tambahan dari konvergensi seperti misalnya penghematan biaya penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kemudahan dalam memonitor anak cabang diluar negeri, laporan akuntansi manajerial yang lebih berarti dan metode evaluasi kinerja yang lebih relevan.
Para kritikus menyatakan, bahwa tingginya biaya pelaporan keuangan dan ketaatan regulatori yang lain yang dikenakan kepada perusahaan-perusahaan asing meyebabkan mereka pergi. Aspek lain dari peningkatan listing lintas negara yang dramatis adalah banyaknya bursa efek yang mengincar perusahaan asing untuk meningkatkan listing dan volume transaksi sekuritas pada pasar mereka.
Terdapat bukti yang menyatakan bahwa perbedaan akuntansi mempunyai akibat bertambahnya biaya bagi perusahaan yang berupaya untuk listing diluar negeri, maka tidak mengherankan bahwa bursa efek dan para partisipan industry sekuritas lainnya memberikan dukungan kuat dalam mereduksi perbedaan persyaratan (standar akuntansi) pelaporan keuangan secara global.
Persepsi maupun realitas konsekuensi ekonomi bagi berbagai kelompok yang telah diuraikan tersebut telah mengakibatkan timbulnya tekanan yang signifikan bagi para penyusun standar dan komisi sekuritas diseluruh dunia untuk mempercepat proses penyusunan pengungkapan (disklosur) dan standar akuntansi konvergensian.
BAB 1 (WAJIB) AKUNTANSI INTERNASIONAL
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Akuntansi : Sebuah Bahasa Bisnis
Dilihat
dari perspektif pelaksana, akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan
informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis.
Jadi akuntansi merupakan alat komunikasi yang perlu dipelajari agar dapat
terjadi komunikasi bisnis antar pihak – pihak yang berkepentingan.
Aturan
akuntansi bersifat definitive sementara yang lain tidak. Ada perbedaan pendapat
di antara para akuntan mengenai bagaimana suatu peristiwa tertentu harus
dilaporkan, seperti halnya para ahli gramatika berbeda pendapat tentang
struktur kalimat, pemberian tanda baca, dan pemilihan kata.
Semakin
kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi
keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa mendatang
akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan
organisasi dan konstituennya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan
aturan yang berlaku sekarang.
1.2 Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Embrio akuntansi
yang ada sekarang ini sudah ada sejak abad ke 13 di Italia yang kala itu
merupakan kota perdagangan yang maju. Menurut Littleton, munculnya embrio
tersebut disebabkan karena telah terpenuhinya persyaratan – persyaratan yang
diperlukan. Persyaratan pertama yaitu “ bahan “ ( yang merupakan sesuatu yang
perlu dikerjakan ulang ) dan bahasa ( medium untuk mengekspresikan bahan
tersebut ).
Akuntansi
merupakan sumber informasi mengenai sebuah perusahaan, tetapi akuntansinya
terutama hanya berkenaan dengan kegiatan pemerolehan dan pelepasan barang
dagangan. Ini disebabkan karena dunia bisnis pada saat itu belum begitu
berkembang. Transaksi dan data keuangan yang merupakan masukan ( input ) dalam
system akuntansi masih relatif sederhana. Pada saat itu pemakai laporan
keuangan mempunyai akses yang besar terhadap catatan akuntansi, sehingga
interpretasi laporan keuangan dapat dilakukan dengan mudah, walaupun tidak ada
standar yang mendasari penyusunan laporan keuangan tersebut.
Perkembangan
bisnis selanjutnya diwarnai dengan pemisahan antara fungsi kepemilikan dan
fungsi pengelolaan. Pada tahap ini mulai terjadi 2 kelompok pemakai laporan
keuangan yaitu manajemen, sebagai pihak internal perusahaan, dan pihak
eskternal yang antara lain terdiri dari investor dan kreditor. Manajemen
mempunyai akses terhadap proses penyusunan laporan keuangan, sedangkan pemakai
laporan keuangan yang lain, yaitu pemakai eksternal, tidak mempunyai akses
terhadap akses penyusunan laporan keuangan.
Di samping
itu, tujuan manajemen berbeda dengan tujuan pemakai eksternal. Manajemen
memerlukan informasi akuntansi sehubungan dengan fungsi manajerialnya,
sedangkan pemakai eksternal menggunakannya sesuai dengan fungsi manajemen.
Salah satu perbedaan tersebut adalah bahwa akuntansi keuangan memerlukan
regulasi atau standar, sementara akuntansi manajemen tidak memerlukan. Standar
atau regulasi akuntansi diperlukan agar informasi yang dihasilkan tidak bias (
terjadi ketidaksesuaian antara informasi dan substansinya ) dan ambigu (
informasi tersebut tidak mempunyai makna ganda sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan ).
1.3 Perkembangan Praktik Akuntansi
Praktek
akuntansi terus berubah, sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan pelaksana
akuntansi ( sebagai penyedia informasi ) maupun kebutuhan penerima atau pencari
informasi tersebut. Sebelum Perang Dunia Kedua, pengaruh akuntansi Inggris
mendominasi seluruh Negara berbahasa Inggris dan pengaruh Perancis – Jerman
menembus Negara – Negara yang menerapkan hokum undang – undang ( code law )
seperti Belgia, Jepang, Swedia dan Swiss. Sampai dengan awal tahun 1990-an, AS
merupakan kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global, AS lebih baik dari
Negara – Negara lain dalam hal pengeluaran riset akuntansi, jumlah publikasi
akuntansi, dan lulusan perguruan tinggi yang memiliki konsentransi akuntansi.
Alasannya
adalah karena prinsip – prinsip yang dikembangkan oleh AS tidak cocok untuk
diterapkan di Negara-negara lain yang disebabkan karena factor – factor
ekonomi, social, dan politik. Oleh karena itu, sampai dengan awal tahun
1990-an, diversitas yang substansial masih merupakan ciri iklim akuntansi
dunia.
Diversitas
akuntansi yang merupakan rintangan terhadap globalisasi bisnis dan arus dana
sudah dirasakan sejak tahun 1960-an. Untuk mengikis diversitas tersebut,
organisasi – organisasi profesi akuntansi di dunia membentuk Internasional
Accounting Standards Committee ( IASC ) pada tahun 1973, yang pada tahun 2000
direstrukturisasi menjadi Internasional Accounting Standards Board ( IASB ).
Organisasi internasional ini bertugas untuk mengikis diversitas atau keragaman
akuntansi dengan menerbitkan standar – standar akuntansi internasional yang
diharapkan, idealnya, akan diadopsi oleh semua Negara di dunia.
Pada
awalnya, standar – standar akuntansi internasional yang dibuat IASC, dinyatakan
oleh pemakai bahwa masih bersifat terlalu luas, sehingga tidak memenuhi tingkat
komparabilitas yang diharapkan. Ini merupakan kelemahan besar, karena tujuan
didirikannya IASB adalah membuat serangkaian regulasi akuntansi yang
menghasilkan akuntansi yang dapat berfungsi sebagai sebuah bahasa bisnis yang
komunikatif secara internasional sehingga transaksi bisnis lintas batas dapat berjalan
dengan baik, yang akan terlaksana kalau akuntansi yang didasarkan pada regulasi
atau standar – standar tersebut mampu menghasilkan informasi keuangan yang
komparabel. Oleh karena itu, pada tahun 1987 IASC merespon kritik ini dengan
membentuk Comparability project yang tujuannya adalah meningkatkan
komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi alternatif-alternatif yang
tersedia dalam standar-standar IASC.
1.4 Diversitas Akuntansi
Diversitas
akuntansi tersebut dilihat dari aspek pengukuran aset dan kewajiban dan aspek
penentuan modal dan laba periodik.
1.4.1 Pengukuran Aset dan Kewajiban
Para
akuntan masih mengukur sebagian besar aset bisnis dunia atas dasar biaya –
biaya historis ( hystorical costs ). Namun konsep pengukuran ini tidak dapat
diaplikasi secara murni. Untuk kadar tertentu, biaya transaksi awal, dicampur
dengan berbagai teknik penilaian pasar sekarang ( current market ). Aplikasi
pengukuran biaya sekarang mungkin akan segera menggantikan, atau paling tidak
mendominasi, biaya – biaya historis ( history costs ) dalam praktik – praktik
akuntansi. Yang telah dapat dilihat pada awal abad ini adalah pada
Internasional Financial Reporting Standards ( IFRS ) yang diterbitkan oleh
IASB. IFRS, yang lebih banyak menggunakan fair value, telah menggusur pilihan
terhadap PABU AS yang banyak menggunakan biaya – biaya historis.
1.4.2 Penentuan Modal dan Laba Periodik
Variasi
komparasi yang paling besar dalam area ekuitas pemilik ( owner equity )
berkenaan dengan pertanyaan apakah sumberdaya atau kewajiban perusahaan
tertentu boleh dihapus secara langsung dari laba ditahan konsep “ clean vs
adjusted surplus “ yang terkenal. Karena adanya kesulitan – kesulitan dalam
memisahkan operasi – operasi bisnis.
Variasi
penting yang lain adalah concept of periodicity dalam mengukur hasil operasi.
PABU ( GAAP ) di AS menghendaki pemisahan ( cut off ) tahunan yang jelas.
Tetapi dibanyak negara eropa dan Amerika Selatan,
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku menganggap satu tahun kalender merupakan
periode yang sangat pendek untuk menentukan hasil bisnis secara memedai.
Negara-negara mengizinkan pengahlusan antar periode laporan. Di Swedia, lama
daur bisnis seringkali dianggap sebagai periode waktu yang paling tepat untuk
mengukur dan melaporkan hasil operasi bisnis. Yang juga penting adalah basis
bagi penentuan laba periodik. Negara-negara berbahasa Inggris, misalnya AS dan
Inggris, biasanya membuat pembedaan antara laba keuangan atau laba buku (yang
dilaporkan kepada investor, kreditor, karyawan, dan pihak ketiga lainnya)
sehingga laba pajak (yang dilaporkan kepada pihak badan pajak) disebut rejim
pelaporan rangkap (dual reporting regime). Karena banyaknya ketentuan khusus
yang ada dalam kitab undang-undang pajak, maka negara-negara ini, laba buku dan
laba pajak untuk periode tertentu seringkali berbeda secara signifikan.
Negara-negara code law yang dipimpin oleh Perancis, Jerman,
dan Jepang menegaskan bahwa aturan-aturan tersebut digunakan bagi tujuan pajak.
Dengan demikian, dinegara negara code law,
perbedaan antara laba buku dan laba pajak tidak signifikan, dan laporan laba
rugi disini sebenarnya merupakan laporan berbasis pajak. Fakta ini jarang
diungkapkan secara langsung sehingga menyebabkan kesulitan yang substansial
dalam analisis laporan laba rugi oleh negara lain.
Persyaratan-persyaratan hukum jelas mencampuri praktik
akuntansi bagi transaksi-transaksi modal investasi. Misalnya, beberapa negara
memiliki nominal yang seragam bagi kelas saham tertentu, negara lain menetapkan
denominasi nilai yang berbeda bagi kelas saham tertentu dan negara lainnya lagi
malah tidak membolehkan saham-saham yang bernilai nominal. Selain itu, terdapat
banyak variasi dalam prinsip-prinsip yang mengatur akuntansi bagi ditribusi
saham (di AS terminologi Amerika Utara, deviden saham dan stock split), rencana
opsi saham, dan transaksi-transaksi treasury stock. Laba perlembar saham (EPS)
tidak memiliki arti di Jerman karena sebagian besar nilai nominal saham biasa
berbeda dengan nilai perlembar saham dalam dedominasi Mark Jerman. Distribusi
sejumlah kecil saham yang dibebankan pada laba ditahan dengan nilai ekivalen
nilai pasar merupakan praktik yang khas di AS. Tidak dapat diragukan, praktik
ini sebesar dari keprihatinan terhadap potensi penyalahgunaan mekanisme deviden
saham, karena pemakaian nilai pasar akan membatasi kemungkinan distribusi saham,
khususnya jika disana terdapat nilai nominal resmi yang amat kecil dibandingkan
nilai pasar yang berlaku.
Konsolidasi laporan keuangan dalam praktikan juga sangat
bervariasi. Perusahaan-perusahaan anak diluar negeri biasanya dikonsolidasikan
di AS, tetapi di Jerman tidak perlu. Dinegara-negara seperti Jepang, laporan
keuangan perusahaan induk yang terpisah dianggap lebih tepat daripada laporan
keuangan konsolidasian. Dibeberapa negara, kerjasama patungan dicatat pada
biaya, dibeberapa negara lain dicatat pada biaya, dibeberapa negar lain dicatat
atas basis modal, dan dinegara lain lagi berdasarkan persentase kepemilikan.
Kepemilikan minoritas dan jumlah goodwill positif atau negatif yang muncul dari
merger juga merupakan sumber variasi dalam prektik. Perbedaan-perbedaan yang
terkait dengan konsolidasian biasanya dianggap cukup penting sehingga
memerlukan catatan kaki pertama dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.
Biasanya overstatement atau understatement aset atau
kewajiban dilaksanakan melalui inklusi atau eksklusi laporan laba rugi yang
bersangkutan. Namun, harus juga dicatat bahwa terdapat banyak variasi
prosedural yang lebih kecil. Misalnya, goodwil yang dibeli oleh diamortisasikan
di AS selama 40 tahun, sedangkan di jerman maksimum 5 tahun. Di beberapa
negara, misalnya Irlandia, Astraulia, Inggris, Peru dan Selandia Baru,
goodwilli secara umum tidak diamortisasikan sama sekali. Variasi prosedural
yang mirip juga berlaku untuk biaya riset dan pengembangan, biaya eksplorasi
minyak dan mineral, biaya promosi penjualan, pendidikan dan pelatihan staf, dan
berbagi transaksi atau kejadian lain.
1.5 Peran
Akuntansi
Peran akuntansi berbeda antar negara. Perbedaan peran ini
dapat mempengaruhi orientasi dan kandungan informasi laporan keuangan yang
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan di masing-masing negara, yang selanjutnya
akan memperngaruhi cara interprestasi dan penggunaan laporan keuangan tersebut.
Tuntutan pasar modal memberikan dasar pikiran untuk
mengadopsi suatu bentuk akuntansi tertentu. Sebaliknya, akuntansi dianggap
sebagai suatu persyaratan bagi pertumbuhan pasar modal domestik.
Akuntansi keuangan merupakan pusat dari proses alokasi
sumber-sumber keuangan dipasar modal. Pasar sektor non sekuritas, akun akun
keuangan memberikan basis yang penting bagi keputusan pinjaman oleh
institusi-istitusi keuangan di kebanyakan negara. Dalam kaitannya dengan
kebijakan, institusi keuangan rinci menuntut para peminjaman untuk memberikan
informasi kauangan rinci sebagai bagian dari proses pemberian pinjaman untuk
mengevaluasi risiko kredit relatif calon peminjam atau peminjam lama.
Sebaliknya, laporan keuangan adalah penting bagi terlaksananya pengawasan yang
memadai yang dilaksanakan oleh bank dan institusi keuangan lain.
Institusi-institusi keuangan biasanya dituntut untuk memberikan laporan
keuangan mereka kepada lembaga-lembaga pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan
tututan akuntabilitas. Tuntutan regulatori terhadap bank dan institusi keuangan
yang lain biasanya didasarkan pada informasi akuntasi yang disusun oleh
perusahaan.
Bukti menunjukan bahwa laporan akuntansi aldalah relevan
dengan keputusan yang diambil oleh investor dalam pembelian atau penjualan
saham. Arti penting laporan akuntansi bagi para investor telah ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian terhadap para pemakai laporan keuangan dibanyak negara.
Juga terdapat bukti secara anekdot bahwa setiap kali harga saham perusahaan
akan turun jika reliabilitas (kehandalan) laporan keuangannya diragukan.
Regulasi pelaporan keuangan perusahaan merupakan fenomena
yang terjadi di seluruh dunia. Pada level internasional, organisasi-organisasi
seperti Internasional Accounting Standards Board (IASB) dan International
organizational of Securities Commussions (IOSCO) menaruh perhatian terhadap
ketersediaan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya untuk
transaksi-transaksi keuangan lintas negara. Disamping itu, institusi –institusi
multinateral seperti misalnya International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia,
dan Asian Development Bank (ADB) berdiri pada jajaran terdepan dalam memeberi
rekomendasi kepada negara kurang berkembang untuk menyusun sistem akuntansi
yang kokoh guna maningkatkan perkembangan sistem keuangan Mereka.
1.6
Korporasi multinasional dan Keterlibatannya dalam Bisnis Internasional
Perusahaan yang paling rendah tingkat globalisasi bisnisnya
adalah perusahaan yang paling mempunyai transaksi utang piutang dalam valuta
asing (valas), sementara yang tingkat globalisasinya paling tinggi adalah
koorporasi multinasional (MNC, multinational corporation). MNC adalah
perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan barang atau jasa pada
lebih dari sebuah negara. Biasanya tterdiri dari sebuah induk perusahaan yang
beralokasi dinegara asal perusahaan dan paling sedikit lima atau enam anak
perusahaan asing, yang secara khas melakukan interaksi strategis tingkat tinggi
antar unit-unit tersebut. Baberapa MNC mempunyai sampai 100 anak perusahaan
asing yang tersebar di seluruh dunia.
Bertentangan dengan postulat Smith dan Ricardo, ekstitensi
perusahaan multinasional didasarkan pada mobilitas internasional faktor-faktor
produksi tertentu. Modal yang muncul di London dalam pasar Eurodolar dapat
digunakan sebah perusahaan farmasi yang bebasis di Swiss untuk menadanai
akuisisi peralatan Jerman oleh anak perusahaan di Brasil.
Yang membedakan perusahaan multinational dari
perusahaan-perusahaan lain yang terlibat dalam bisnis internasional adalah
alokasi sumber-sumber yang terkoordinasi secara global oleh sebuah manajemen di
pusat. MNC membuat keputusan mengenai strategis untuk menembus pasar (market
entry), operasi diluar negeri, dan produksi, pemasaran, serta pendanaan
kegiatan-kegiatan dengan pertimbangan mana yang terbaik bagi korporasi secara
keseluruhan. MNC menekankan kinerja kelompok, bukan kinerja masing-masing
bagian secara individual. Dari perspektif ini timbul masalah-masalah yang
antara lain terkait dengan harga transfer dan perpajakan.
Manajemen MNC sangat membutuhkan informasi keuangan
internasional dalam mengelola koorporasinya. Ini berkaitan dengan penyajian
informasi untuk para stakeholder diluar negeri dan juga berkenaan dengan
interprestasi informasi keuangan yang diperoleh dari luar negeri, sementara
masing-masing negara mempunyai persyaratan penyajian informasi yang beda-beda
sesuai dengan karakteristik masyarakat dan lingkungan masing-masing.
MNC dapat diketahui bahwa MNC berdiri di ujung yang yang
satu dari spektrum keterlibatan dalam bisnis internasional, sementara diujung
yang lain adalah perusahaan yang hanya melakukan transaksi valas saja. Diantara
ke dua unjung spektrum tersebut terdapat bentuk-bentuk keterlibatan yang lain,
yaitu aliansi strategis (strategic alliance) dan investasi langsung.
Aliansi strategis menggambarkan berbagai variasi kolaborasi
yang mempunyai arti penting strategis bagi satu atau lebih pihak yang terlibat.
Aliansi strategis meliputi persetujuan pemberian lisensi, persetujuan waralaba,
kontrak manajemen, dan kepemilikan bersama perusahaan asing. Pemilihan aliansi
strategis tergantung pada faktor-faktor hukum, besarnya biaya, kompensasi,
resiko, pengendalian, dan kompleksitas produk.
Bentuk keterlibatan lainnya yaitu investasi langsung.
Investasi langsung terjadi ketika sebuah perusahaan memperoleh tingkat
pengendalian tertentu atas koorporasi asing sehingga dapat mempengaruhi
keputusan manajemen. Pengendalian ini diperoleh melalui kepemilikan saham
sebuah perusahaan lokal atau dengan mendirikan sebuah perusahaan baru disebuah
lokasi diluar negeri.
Jika investor memiliki seluruh saham sebuah perusahaan
lokal, perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan anak yang sepenuhnya
dimiliki oleh perusahaan induk. Jika dua atau lebih perusahaan menjalankan
suatu usaha bersama, maka usaha tersebut disebut joint venture, yang merupakan
suatu bentuk aliansi strateguis yang lain. Joint venture ini merupakan solusi
dari ketiadaan keahlian manajerial atau karena investor barsandar pada
kemempuan sekutu lokal.
1.7
Pengertian Akuntansi Internasional
Ada 2 tipe akuntansi yaitu akuntansi manajemen adalah keuangan dan akuntansi
manajemen. Tujuan akuntansi manajemen adalah untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan manjemen, yang merupakan pihak internal perusahaan, didalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan. Karena manajemen dapat
mengakses pemrosesan informasi tersebut, maka informasi akuntansi manajemen
tidak memerlukan standar. Pedoman pokok didalam penyajian informasi akuntansi
manajemen adalah bahwa informasi tersebut dapat dipahami oleh pemakai, yaitu
manajemen, dan relevan dengan pengambilan keputusan dan pengolahan perusahaan,
sehingga bermanfaat bagi manjemen sebagai salah satu sumber informasi yang
diperlukan oleh pengelolaan perusahaan.
Akuntansi keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan yang bermanfaat bagi pihak eksternal dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Karena pihak eksternal tidak mempunyai akses terhadap proses
penyusunan laporan keuangan, maka diperlukan standar didalam penyususnan dalam
laporan keuangan, maka diperlukan standar didalam penyususnan laporan keuangan
tersebut. Standar ini diperlukan untuk mengurangi, untuk mengurangi, atau
menghilangkan sama sekali jika dimungkinkan, ambiguitas atas informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh sebuah perusahaan. Standar akuntansi barmafaat untuk untuk
mempermudah interprestasi terhadap laporan keuangan, sehingga tidak terjadi
bias antara substansi informasi yang dilaporkan dan persepsi pemakai laporan
keuangan.
Globalisasi yang melanda dunia menyebabkan semakin
berkembangnya pasar modal dan transaksi bisnis yang menembus batas-batas
wilayah negara, yang berarti bahwa globalisasi juga melanda dunia bisnis.
Globalisasi pasar modal ditunjukkan oleh semakin derasnya arus modal dari para
investor dari negara lain. Ini merupakan fenomena positf, karena akan
meningkatkan efisiensi penggunaan dan secara internasional. Tetapi karena
perbedaan standar dan praktik-praktik akuntansi pada masing-masing negara, maka
interprestaasi terhadap laporan keuangan yang disusun oleh sebuah perusahaan di
suatu negara akan sulit dilaksanakan oleh investor dari negara yang lain. Ini
dapat menimbulkan miskomuniksasi sehingga substansi informasi yang dilaporkan
tidak sama dengan persepsi yang diperoleh investor dan pemakai laporan keuangan
yang lain. Akibatnya yaitu bahwa seorang investor untuk melakukan analisis
terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan dari negara lain, sehingga alokasi
dana dalam lingkup internasional tidak terjadi secara efisien.
Transaksi bisnis lintas negara menyebabkan bertambahnya
substansi yang perlu dilpaorkan yang disebabkan karena perbedaan mata uang mata
uang yang digunakan oleh masing-masing negara dan berubah-berubah kurs valuta
asing. Menyusun laporan keuangan konsolidasinya dengan dengan anak perusahaan
di luar negri harus memprhatikan kurs mata uang, sementara pelunasan utang
dagang dengan valuta asing dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian.
Globalisasi transaksi bisnis juga menyebabkan semakin
kompleksnya operasi menajemen perusahaan. Hal ini disebabkan karena
masing-masing negara merupakan sebuah yuridiksi yang berbeda politik, ekonomi,
dan lingkungan sosialnyya. Tarif pajak yang berbeda antar negara yang satu
dengan negara yang lainnya, misalnya, menyebabkan didalam pentuan harga
transfer lintas batas.
Dari uraisan tersebut di simpulkan bahwa Akuntansi
Internasional mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Artinya,
bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri. Akuntansi Internasional mencakup
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dalam prespektif internasioanal. Serupa
dengan ini adalah pengertian akuntansi sektor publik, yang juga mencakup
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dan diterapkan untuk
institusi-institusi layanana publik.
Akuntansi keuangan berkenaan dengan pelaporan keuangan untuk
para pemakai eksternal. Dalam bidang ini Akuntansi dituntut untuk untuk
melporkan transaksi bisnis lintas batas dan menyusun laporan keuangan
konsolidasi dari sejumlah entitas bisnis yang secara yuridi formal
masing-masing beridi sendiri-sendiri. Dalam dimensi internasional, pelaporan
kepada pihak luar ini menjadi bertambah kompleks. Penyebabnya adalah:
1. Nilai mata
uang masing-masing negara yang berbeda-beda
2. Perbedaan
akuntansi yang digunakan oleh masing-masing entitas bisnis yang berada di
berbagai negara atau yuridiski yang berbeda-beda
Akuntansi manajemen berkenaan dengan penyediaan informasi
untuk membantu manajemen dalam mengoperasikan perusahaan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Terutama pada perusahaan pencari laba,
akuntansi manajemen berfokus pada upaya efisiensi yang berupa :
1. Pemanfaatan
secara memaksimalkan fasilitas perusahaan
2. Minimisasi
pajak.
Pemanfaatan aktiva dalam dimensi internasional pada
prisipnya sama dengan pemanfaatan dalam dimensi nasional, yaitu pemanfaatannya
kapasitas kapasitas menangguran. Sedangkan minimisasi pajak merupakan masalah
yang timbul karena perbedaan tarif pajak antar negara. Upaya minimisasi pajak
ini dipersulitkan oleh faktor-faktor lain yang berada antar negara.
1.8
Lingkup Akuntasi Internasional dan Organisasi buku Ini
Mempelajari Akuntansi adalah tentang apa dan bagaimana
mancatat dan melaporkan transaksi-transaksi keuangan serta bagaimana
menginterpresati dan menganalisis laporan keuangan. Akuntansi intersanasional
adalah akuntansi yang mempunyai perspektif internasional. Dalam perspektif
internasional, akuntansi berkenaan dengan diversitas akuntansi dan keragaman
yurisdiksi.
Diversitas akuntansi merupakan problem yang telah, sedang,
dan akan terus diupayakan solusinya. Sedangkan keragaman yurisdiksi merupakan
kenyataan yang harus diterima. Pembahasan yang berkenaan dengan keragaman
yurisdiksi termasuk dalam bidang akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
Diversitas akuntansi akuntansi menimbulkan kesulitan dalam menginterprestasi
dan menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan. Solusi terhadap masalah ini
sudah diupayakannya sejak beberapa dasarwarsa yang lalu, yang tentunya
didasarkan atas pemamahaman yang komprehensif atas arti penting akuntansi dan
mengapa terdapat diversitas akuntansi, dan berujung pada upaya konvergensi
akuntansi secara global
Monday 14 January 2013
contoh perusahaan yang juga menerapkan komitmen etis
Garuda Indonesia telah
mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient &
effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity
yang disingkat menjadi "FLY HI" sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan
rumusan code of conduct yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan
etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan
sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik.
Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan etika bisnis & etika kerja
perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari
pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal
14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of
conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan
balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG
assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan
himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilakuperilaku yang
harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia. Etika dan perilaku tersebut
dalam hubungannya
dengan:
- Hubungan Sesama Insan Garuda.
- Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
- Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
- Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
- Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.
Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan
Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris
Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh
pegawai Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan
Etika Kerja serta menandatangani "Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan
Terhadap Etika Perusahaan."
Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif
melalui berbagai saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem
penilaian pegawai. Sosialisasi melalui saluran komunikasi internal perusahaan
baik cetak maupun elektronik, tatap muka dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di
kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui program pelatihan. Melalui
proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah
menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika Perusahaan telah
mencapai 2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit
kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari separuh dari total
pegawai Perusahaan.
Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat manajemen
untuk membantu Penegakan etika perusahaan. Melalui sistem ini diharapkan semua
pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan pelanggaran etika yang dilakukan
oleh oknum pegawai Garuda.
Etika Bisnis dan Etika Kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula
kepada Mitra Usaha sehingga Mitra usaha
dapat membantu proses penegakkan etika di Perusahaan serta bersama-sama
menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat.
Tata nilai "FLY HI" dan etika Perusahaan merupakan soft structure
untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk
mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
http://miraayu-mira.blogspot.com/2013/01/contoh-perusahaan-yang-juga-menerapkan.html
Subscribe to:
Posts (Atom)